LEGENDA PUTRI RUNDUK
Oleh : Siti Zubaidah Siregar, S.Pd
Alkisah disuatu
negeri yang berada dikawasan pesisir pantai barat yang dikenal dengan nama
SIBOLGA KOTA BERBILANG KAUM, terdapat satu legenda yang dikenal dengan nama
LEGENDA PUTRI RUNDUK dimana legenda tersebut dipercaya oleh penduduk Kota
Sibolga sebagai satu legenda yang menceritakan tentang kecantikan seorang Putri
yang berkuasa di Pulau MURSALA sebagai tahta kerajaannya. Kecantikan Putri
Runduk ini sangat termasyhur sampai keseluruh pelosok Negeri bahkan sampai ke
Manca Negara, sehingga banyak para Raja dan Pangeran ingin mensuntingnya. Selain
itu legenda putri runduk ini juga dipercaya oleh orang pesisir Sibolga sebagai
satu legenda yang merupakan cikal bakal lahirnya KESENIAN PESISIR SIBOLGA yang
dikenal dengan nama KESENIAN SIKAMBANG, dimana kata Sikambang di ambil dari
nama seorang dayang Putri Runduk yaitu dayang Sikambang yang di tinggalkan
Putri Runduk ketika beliau melarikan diri dari kejaran Raja Janggi dengan
berkata “ Tinggallah Engkau Dayang Kambang !!!”. maka oleh sebab itu orang
pesisir sibolga ketika menyanyikan lagu Sikambang selalu di awali dengan
jeritan “ Maule……….. Kambang!!!!!!!!”
Putri Runduk adalah
putri yang sangat cantik dimana kecantikannya terkenal keseluruh pelosok negeri
bahkan sampai ke Benua Eropa, sehingga banyak para raja dan pangeran ingin
menjadikannya sebagai permaisuri, tapi sayangnya Putri Runduk sudah mempunyai
tautan hati yaitu seorang datuk dari negeri Sorkam yang bernama DATUK ITAM.
Hubungan Putri Runduk
dengan Datuk Itam telah berjalan dengan baik tapi karena jarak yang cukup jauh
yakni antara kepulauan Mursala dengan Sorkam, dan adat istiadat Negeri menjadikan
hubungan mereka terlihat kurang harmonis, namun hati mereka berdua selalu
terpaut, bak kata pepatah “ Jauh dimata, Dekat di Hati”. Hal inilah yang
menyebabkan kedua sejoli tadi kurang saling berkomunikasi, sampai suatu ketika
terjadilah petaka yang menimpa Putri Runduk dengan singgasana di Pulau Mursala,
akibat datangnya seorang Raja dari Negeri jauh yang oleh penduduk Sibolga
dipercaya sebagai Raja yang berasal dari Benua Eropa yang bernama Raja Janggi.
Suatu ketika di taman kerajaan di Pulau Mursala
Putri Runduk terlihat melamun, hal itu diperhatikan oleh dayangnya sikambang.
Putri Runduk duduk melamun dan termenung. “ Duhai Tuan Putri, ada apa gerangan?
Mengapa wajah Tuan Putri bermuram durja tanya dayang Sikambang. “ pandanglah
dayangku, dilangit awan hitam berarak, mentari tak menampakkan wajahnya, seakan-akan
berbisik padaku akan ada terjadi sesuatu di negeri ini” jawab Putri Runduk.
Kemudian dayang sikambang memandang kelangit dan melihat awan hitam yang
mengelabuhi langit, sebenarnya dayang sikambang juga memiliki firasat yang
buruk akan tetapi berusaha menghibur Putri Runduk dengan berkata “ Akh, jangan
terlalu dirisaukan Tuan Putri, barangkali, itu hanya firasat saja, mungkin
sebentar lagi hujan akan turun”. Putri Runduk terdiam sejenak masih dengan
wajah yang tampak cemas lalu beliau berkata “ Tidak dayangku, hatiku selalu
berbisik akan ada sesuatu yang terjadi di negeri ini”. Mendengar penjelasan
putri runduk dayang sikambang berfikir untuk menghibur Tuan Putri agar tidak terlalu
cemas dengan berkata kalau begitu bagaimana jika kami menghibur tuan Putri agar
wajah tuan Putri tak lagi bersedih”. “baiklah dayang sikambang, engkau
panggillah dayang – dayang yang lain kemari” jawab putri runduk. Dayang
sikambang menghaturkan sembah dengan berkata “baiklah tuan Putri perintah akan
segera hamba laksanakan”. Kemudian dayang sikambang berlalu dari hadapan Putri
Runduk, dan tak berapa kemudian dayang sikambang beserta dayang lain itupun
sampai ke taman dan mereka menghaturkan sembah dengan berkata “sembah kami tuan
Putri, apa yang bisa kami lakukan untuk tuan Putri”. Putri Runduk menjawab “
dayang – dayangku, pukul gendang dengan jari ambil selendang mari menari”.
Dengan serta merta
dayang – dayang itupun menarikan tari selendang, setelah selesai menari Putri
Runduk pun bertepuk tangan sambil tersenyum menyaksikan kecantikan dayang –
dayangnya ketika menari. Tatkala pertunjukan tari usai tiba-tiba datang seorang
pengawal Putri Runduk dengan tergesa-gesa sambil menghaturkan sembah dengan
berkata “ ampun Tuan Putri disana ada sesuatu yang tampak dari jauh”, Putri
Runduk terkejut kemudian berkata “ ada apa pengawal !!!, apa yang kau lihat
disana, katakan pengawal ada apa gerangan ? sehingga engkau tergesa-gesa”. Kemudian
pengawalpun menjawab pertanyaan Tuan Putri dengan berkata “ ampun Tuan Putri di
perairan kita ada sebuah kapal berhenti dan hamba tidak tahu, siapa, dari mana
dan untuk apa
mereka kemari”. Putri Runduk semakin gusar, hatinya semakin cemas dengan serta
merta beliau berkata “ baiklah pengawal, segera engkau kesana !!! bawa pengawal
lainnya dan tanyakan, siapa mereka, dari mana, dan untuk apa mereka kemari
!!!”. selanjutnya pengawal menghaturkan sembah sembari berkata “ baiklah Tuan
Putri perintah segera hamba laksanakan”. Setelah pengawal Putri Runduk berlalu,
kemudian beliau mengajak dayang – dayangnya untuk meninggalkan taman kerajaan
sembari berkata “ dayang sikambang dan dayang-dayang yang lain, marilah kita
segera masuk ke istana firasatku berkata mungkin akan terjadi sesuatu yang
tidak baik”.
Ditempat lain sebuah
kapal berhenti, kemudian turunlah seorang raja lengkap dengan pengawalnya,
dengan langkah yang gagah memasuki pulau Mursala tempat bertahtanya Putri
Runduk, kedatangan mereka langsung disambut dengan pertanyaan “ duhai Tuanku,
siapakah tuanku? Dari mana Tuan berasal dan untuk apa Tuan kemari ?. pertanyaan
pengawal tersebut langsung dijawab oleh Raja yang tak lain bernama Raja Janggi,
sembari berkata “ Hai pengawal !!! aku adalah Raja Janggi dari Eropa, katakan pada
Tuan Putri mu, aku ingin mensuntingnya dan menjadikannya permaisuri hiasan
Negeriku” pengawal Putri terkejut mendengar ucapan sang Raja, kemudian pengawal
itupun berkata “ maaf tuanku, berlayar kenegeri seberang, ikat kuda
dengan temali, bila
tuan ingin meminang, penuhi dulu adat negeri” Raja Janggi marah, dan dengan
angkuhnya dia berkata “ akh,!!! Terlampau banyak adatmu, yang ku inginkan
adalah Tuan Putrimu, sekarang juga sampaikan pada Tuan Putrimu untuk segera
turun menghadapku!!!”. Melihat amarah Raja Janggi, pengawal Putri pun
bersiap-siap untuk menghalangi Raja Janggi dan pengawalnya seraya berkata “
maaf Tuanku, Putri Runduk putri bestari, dipuja orang diseluruh Negeri, jika
Tuan inginkan Putri kami, langkahi dulu mayat kami”. Mendengar ucapan pengawal
Putri Runduk, Raja Janggi semakin marah kemudian beliau memerintahkan
pengawalnya untuk menyerang pengawal Putri sembari berkata “ baiklah jika itu
yang kalian inginkan, pengawal!!! Bereskan mereka agar mereka tahu siapa aku,
Raja Janggi sang penguasa dari Eropa”. Dengan serta merta pengawal Raja Janggi
menyerang pengawal Putri Runduk, dan terjadilah pertempuran diantara keduanya,
hal tersebut menyebabkan pengawal dari keduanya berguguran jatuh ke Bumi.
Dilain tempat diatas
singgasananya, sang Putri melihat kejadian itu dan menyadari petaka akan segera
datang, kemudian beliau turun dari singgasananya menemui sang Raja seraya
berkata “ Duhai Tuanku yang gagah perkasa, siapakah Tuan? Dari manakah Tuan? dan apa tuan tujuan kemari? Dan untuk apa
Tuan melakukan semua ini, sehingga Negeri ku ini beroleh petaka”. Melihat Putri
Runduk Raja Janggi tercengang, terpana seakan-akan tak menyangka akan bertemu
dengan Putri yang cantik, kemudian Raja Janggi berkata “ ha……haha……haha……
rupanya engkaukah Putri Runduk yang terkenal itu? Sungguh cantik rupamu, tak
salah lagi banyak Raja dan Pangeran ingin merebutmu, sungguh aku ini orang yang
beruntung dapat bertemu denganmu”. Putri Runduk tak menghiraukan ucapan Raja
Janggi seraya berkata “ Maaf Tuanku katakan saja siapa Tuan, dari mana asal
Tuan dan untuk apa Tuan kemari !!!!”. mendengar pertanyaan Tuan Putri Raja
Janggi semakin cepat ingin memberitahukan niatnya, kemudian dengan sombongnya
Raja Janggi berkata “ aku adalah Raja Janggi dari Negeri Eropa, datang kemari
untuk mempersunting Tuan Putri”. Mendengar ucapan Raja Janggi Tuan Putri
tertegun, beliau berfikir sejenak untuk mencari akal guna menghindari maksud
dan tujuan Raja Janggi karena Putri Runduk Tidak bersedia menjadi permaisuri
Raja Janggi seraya berkata “ baiklah Tuanku, jika itu keinginan Tuan, aku punya
satu syarat, jika syarat itu telah tuan penuhi, aku bersedia menjadi
permaisuri”. Dengan serta merta Raja Janggi menyambut keinginan Putri Runduk
dengan berkata “ katakan segera, apa syaratnya”. Putri Runduk mengajukan satu
syarat seraya berkata. “ Tariklah Negeriku ini, sampai kedekat Sorkam, dalam
waktu satu malam, bila Tuan berhasil merapatkan Negeriku ke Sorkam, maka aku
bersedia menjadi permaisuri Tuan”. Mendengar syarat yang diajukan Putri Runduk,
Raja Janggi menyanggupinya karena beliau merasa yakin bisa memenuhi syarat
tersebut, sambil tertawa Raja Janggi berkata “ Hahaha…….hahaha….. hahahaha…..
alangkah mudah syaratmu itu Putri Runduk, jangankan satu malam sebelum Fajar
menyingsing, Negerimu ini akan rapat dengan Sorkam”. Putri Runduk berkata “
baiklah Tuan laksanakanlah !!!, jika Tuan tak berhasil maka segeralah
meninggalkan Negeriku. Seraya berucap “ Naik kuda pasang pelana, Tarik kemudi
ke Sibolga, jika Tuan sudah kalah, mohon tinggalkan Negeri hamba”. Mendengar
ucapan Putri Runduk, Raja Janggi semakin ingin membuktikan ucapannya, maka
dengan sombongnya Raja Janggi berkata “ Baiklah Tuan Putri yang cantik aku akan
buktikan kata-kataku”.
Setelah itu Raja Janggi
melaksanakan ucapannya, dengan menghimpun segenap tenaga dan kekuatan yang dia
miliki, Raja Janggi berusaha menarik Pulau Mursala agar mendekati Sorkam, tak
berapa lama kemudian Putri Runduk merasakan Pulau Mursala bergetar, bergeser,
seolah-olah bergerak menuju arahnya, dengan serta merta Putri Runduk merasa
takut jika Raja Janggi benar-benar sanggup memenuhi syaratnya, diam-diam Putri
Runduk masuk kedalam istananya dan berkata kepada dayang-dayangnya “ Wahai
dayang-dayangku, nampaknya Raja Janggi sanggup memenuhi syaratku, sementara aku
tak suka padanya, bagaimana cara kita untuk menghalanginya?”. Melihat kecemasan
Tuan Putri dayang-dayangpun berfikir sembari memberikan pendapat kepada Tuan
Putri seraya berkata “ Ampun Tuan Putri, bagaimana jika kita tokok lesung
dengan alu, agar ayam berkokok seolah-olah hari telah pagi”. Mendengar nasehat
dayangnya dengan serta merta Putri Runduk menyetujuinya seraya berkata “
Laksanakanlah wahai dayangku, sebagai wujud baktimu padaku”. Kemudian dayang
itupun mengambil lesung dan alu dan memukulnya berkali-kali sehingga ayam-ayam
terbangun dan berkokok dengan nyaringnya mengira hari telah pagi. Dengan
tiba-tiba Putri Runduk mendekati Raja Janggi dan berkata “ Duhai Tuan Raja
Janggi yang gagah dan perkasa, ternyata Tuan tak bisa memenuhi syaratku, karena
Negeriku ini belum rapat dengan Sorkam sedangkan hari sudah menjelang pagi”.
Mendengar ucapan Putri Runduk, Raja Janggi tertegun dan merasa tak percaya,
kemudian beliau melakukan penyelidikan dan merasa adanya keganjilan, dengan
marahnya Raja Janggi berkata “ Akh, Bagaimana mungkin hari masih gelap, menurut
perkiraanku, hari masih separuh malam”. Putri Runduk berusaha meyakinkan Raja
Janggi seraya berkata “ mengapa Tuan tak percaya,? Dengarkanlah suara kokok
ayam yang bersahut-sahutan, pertanda pagi akan menjelang”. Raja Janggi kembali
tertegun dan berusaha mendengarkan suara itu dengan sebaik-baiknya, tetapi Raja
Janggi tetap saja menemui sesuatu keganjilan maka dengan marahnya Raja Janggi
berkata kepada Tuan Putri “ Engkau curang Putri Runduk !!! hari belum pagi,
tapi engkau sengaja membangunkan ayam-ayam itu, agar berkokok seolah-olah hari
sudah pagi”. Putri Runduk merasa terkejut dan menyadari keadaannya seraya
berkata “ Tuan Raja Janggi, aku tak sudi padamu jika Tuan ingin menyuntingku
taklukkanlah dulu diriku”. Putri Runduk bersiap-siap untuk melakukan
perlawanan, melihat hal itu Raja Janggi semakin marah, kemudian Raja Janggi
berkata “ Baiklah jika itu kemauanmu”. Raja Janggi menyerang Putri Runduk, maka
terjadilah pertempuran yang hebat diantara keduanya, setelah beberapa lama
bertempur, Putri Runduk merasa tak mampu mengalahkan Raja Janggi, dengan
tiba-tiba Putri Runduk mengibaskan selendangnya kearah Raja Janggi, sehingga
Raja Janggi sempoyongan, dan kesempatan itu digunakan Putri Runduk untuk
melarikan diri sembari membawa semua perbekalannya yang terdiri : Setrika,
Bakul, Nasi Sebungkus, Sendok, Selendang Panjang, Talam, dan Sebongkah Karang
seraya berkata kepada dayangnya sikambang “ Tinggallah engkau dayang kambang
!!! aku akan pergi jauh dan jagalah Negeriku”. Melihat hal tersebut, dayang
sikambang terpana dengan serta merta mereka menjerit dan menangis seraya
berkata “ Tuan Putri………., Tuan Putri…….., jangan tinggalkan kami”
Putri Runduk tak
menghiraukan panggilan dayangnya, beliau terus berlari, dan sementara itu Raja
Janggi sadar dari sempoyongannya dan langsung melakukan pengejaran sehingga
terjadilah kejar-kejaran antara Putri Runduk dan Raja Janggi. Lama kelamaan
Putri Runduk semakin lelah dan hampir tak sanggup lagi berlari sehingga
terjatuhlah perbekalannya satu persatu ke bumi yaitu disaat jatuh Setrikanmya
menurut legenda terjadilah Pulau Tarika, lalu jatuhlah Bakulnya maka
jadilah Pulau Baka, kemudian jatuh kembali Nasinya yang sebungkus jadilah Pulau Situngkus, jatuh sendoknya jadilah Pulau Sendok, jatuh kembali Selendang Panjangnya maka jadilah
Pulau Panjang, kemudian jatuh pula Talamnya, jadilah Pulau Talam, dan
akhirnya jatuhlah sebuah karang yang beliau bawa maka jadilah Pulau Karang.
Setelah semua
perbekalannya berjatuhan, Raja Janggi semakin dekat mengejarnya hampir saja
Putri Runduk dapat ditangkap Raja Janggi dan Putri Runduk merasa tak mampu lagi
untuk berlari dengan serta merta Putri Runduk menceburkan dirinya kedalam laut,
tempat Putri Runduk menceburkan dirinya ke Laut dikenal dengan nama Pulau
Putri, ketika Putri Runduk berlari menghindari kejaran Raja Janggi beliau
selalu di ikuti oleh seekor Burung kesayangannya, disaat Putri Runduk
menceburkan dirinya kedalam laut, burung tersebut terbang jauh seolah-olah merasa takut
dengan tindakan yang dilakukan putri runduk, burung tersebut terus terbang
diangkasa sambil berciut dengan keras dan sampai pada suatu tempat burung
tersebut berhenti dan atas
kehendak Tuhan burung tersebut menjelma menjadi sebuah Pulau yang dikenal oleh
masyarakat Sibolga yaitu Pulau Ungge.
Melihat kenyataan itu
Raja Janggi terkejut, beliau berhenti dan menatap ke dalam laut dan tanpa
disangka, atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa Raja Janggi berubah menjadi batu
yang berbentuk manusia yang berdiri membungkuk seolah – olah menatap ke dalam
laut.
Di lain tempat,
tepatnya di Sorkam wilayahnya Datuk Itam, tampak Datuk Itam sedang duduk di
singgasananya dikelilingi oleh hulubalang dan dayangnya. Datuk Itam adalah
seorang Datuk yang berasal dari Bengkulu, belayar mengharungi lautan sehingga
beliau sampai di suatu Pulau yang dikenal dengan nama Pulau Poncan, disana
Datuk Itam tinggal dan menetap untuk membuka perkampungan, beberapa lama
kemudian, karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung untuk kehidupan yang
lebih baik, Datuk Itam berpindah ke suatu Negeri yang dikenal dengan Negeri
Sorkam. Disana beliau menjadi Datuk dan ketika sedang duduk dikelilingi dayang
dan hulubalangnya dengan tiba-tiba datang seorang hulubalang menghadap dengan
berkata “ Ampun Tuanku, hamba mendengar berita, di Pulau Mursala tempatnya Tuan
Putri Runduk bertahta telah terjadi sebuah petaka”. Mendengar laporan
hulubalangnya Datuk Itam Terkejut sembari berkata “ Petaka? Petaka apa maksudmu
hulubalang!!!. Dengan hati-hati hulubalang menjelaskan berita yang beliau
dengar sembari berkata “Menurut berita itu tuanku Putri Runduk, telah
menceburkan dirinya kedalam laut, karena tak kuasa menghadapi seorang Raja yang
ingin menyuntingnya secara paksa”. Datuk Itam tercengang, hatinya merasa cemas
sembari berkata “ Raja? Siapakah gerangan Raja yang engkau maksudkan itu
hulubalang, dan dari mana asalnya?. Hulubalang kembali menjawab pertanyaan sang
Rajanya dengan berkata “ Daulat Tuanku menurut berita Raja itu bernama Janggi
berasal dari Negeri Eropa”. Dengan kesal Datuk Itam mengepalkan tangannya
dengan berkata “ Alangkah Biadabnya Raja itu, dan sekarang dimana Raja itu?”.
Hulubalang kembali menjelaskan semuanya dengan seksama sembari berkata “ Daulat
Tuanku, menurut berita Raja tersebut telah berubah menjadi Batu”. Mendengar
semua penjelasan hulubalangnya, Datuk Itam semakin sedih dengan perasan yang
galau beliau berkata “ ah, alangkah malang nasibmu Putri Runduk, mengapa dikau
tak memberi kabar padaku, sembari bertitah “ Baiklah hulubalangku kabarkan
keseluruh Negeriku, Datuk Itam Raja Sorkam beserta seluruh rakyatnya menyatakan
Belasungkawa atas petaka yang menimpa Putri Runduk wanita yang menjadi pujaanku”.
Dengan serta merta
seluruh Rakyat Negeri Sorkam melaksanakan keinginan Rajanya sebagai tanda turut
belasungkawa. Kisah Putri Runduk yang merupakan legenda Kota Sibolga, dikenang
dengan membuat nama jalan yang ada di Kota Sibolga yaitu Jalan Putri Runduk,
Jalan Janggi dan Jalan Datuk Itam yang posisinya saling berdekatan.
Dari cerita legenda
Putri Runduk ini dapat diambil satu kesimpulan bahwa tidak baik bertindak
sewenang – wenang terhadap orang lain meskipun kita memiliki kekuatan, selain
itu cerita Putri Runduk ini mencerminkan kegigihan seorang Putri untuk
mempertahankan diri dan wilayahnya dari ancaman, juga mencerminkan kesetiaan
dalam membina hubungan, meskipun mengorbankan dirinya serta segala sesuatu yang
dilakukan dengan itikad tidak baik, akan beroleh balasan Dari Tuhan Yang Maha
Esa.
saya lagi butuh referesi untuk skripsi saya ttg kebudayaan sikambang, saya bisa mintak kontak person pengurus gak? karna kontak person yg tertera di blog ini tidak aktif. klo boleh di korfirmasi ke no ini aja, 081376999099
BalasHapuskami akan membantu anda untuk referensi skripsi anda dan nomor yang tertera di blog ini masih aktif kok... kalau tidak anda kami sangat ingin anda mampir ke sanggar kami, kehadiran anda kami tungggu.....
Hapus